Contoh Disaster Recovery Plan pada Perusahaan

General Business
General Business
May 29, 2023
Di Posting Pada 29 May 2023

Penggunaan teknologi serba digital tidak menutup kemungkinan untuk tetap mengalami permasalahan saat menghadapi bencana. Bencana di sini dapat berupa permasalahan yang terjadi secara alami seperti bencana alam atau karena kelalaian manusia contohnya serangan siber, kebakaran, kesalahan sistem, dan masih banyak lagi. 

Tentu bencana-bencana tersebut berpengaruh terhadap aktivitas user khususnya pada sebuah perusahaan. Perusahaan berbasis teknologi perlu menyiapkan Disaster Recovery Plan (DRP) untuk mengantisipasi ancaman berbagai musibah tersebut. 

Namun, sebenarnya apa itu Disaster Recovery Plan? Apa tujuan dari penerapan metode ini? Bagaimana bentuk nyata perencanaan tersebut bagi perusahaan? Untuk menjawab seluruh pertanyaan tersebut, mari simak penjelasan di bawah ini!

Pengertian Disaster Recovery Plan

Disaster Recovery Plan (DRP) adalah suatu strategi atau rencana bisnis yang dirancang sebagai upaya preventif adanya kerusakan atau permasalahan pada sistem perusahaan. Tujuannya adalah untuk membantu perusahaan memulihkan server dan operasional bisnis setelah terjadi bencana. 

Dari tujuannya tersebut, strategi ini juga digunakan untuk memastikan kelangsungan operasional bisnis yang terkena dampak bencana. Dengan kata lain, DRP bisa menjamin bahwa layanan perusahaan tetap bisa menjawab kebutuhan customer/klien. 

Dalam pelaksanaannya, strategi ini perlu penyusunan rencana yang matang mulai dari perencanaan, pengorganisasian, hingga implementasi pemulihan setelah terjadi bencana atau gangguan lainnya. 

Perusahaan dapat membuat skenario terburuk dengan mengidentifikasi berbagai kemungkinan ancaman bencana yang bisa menimpa keberlangsungan bisnis. Dari identifikasi tersebut, Anda sebagai pemilik perusahaan pun bisa memperhitungkan kebutuhan SDM, infrastruktur, tingkat redundansi data yang dibutuhkan, hingga biaya yang diperlukan untuk memulihkan keadaan. 

Strategi DRP ini pada dasarnya adalah bentuk manajemen risiko pada sebuah perusahaan. Pasalnya, seluruh data pribadi pelanggan dan perusahaan bisa hilang atau rusak diakibatkan oleh bencana tersebut. 

Kendati demikian, dengan memiliki Disaster Recovery Plan yang tepat dan efektif, Anda bisa meminimalisasi dampak akibat bencana terhadap keberlangsungan operasional bisnis.

Tujuan Disaster Recovery Plan

DRP

Perusahaan mengatur Disaster Recovery Plan tentu memiliki tujuan tertentu seperti yang bisa dilihat berikut ini: 

1. Mempertahankan operasional bisnis

Tujuan utama dari penerapan DRP adalah untuk mempertahankan operasional bisnis. Perusahaan tentu ingin tetap berjalan efektif sekalipun habis mengalami bencana. Untuk itu, diperlukan pembuatan DRP yang tepat untuk bisa terus beroperasi melayani pelanggan.

Misalnya, Anda bisa membuat langkah preventif dengan menggunakan layanan cloud service untuk menyimpan seluruh data-data penting perusahaan. Media penyimpanan cloud memungkinkan Anda tetap bisa mengakses informasi dari perangkat mana pun selama terhubung dengan koneksi internet. 

2. Memastikan keamanan data

Aset penting dalam sebuah perusahaan adalah ketersediaan data penting yang menyangkut operasional bisnis. Data-data tersebut dapat berupa kontak pelanggan, informasi karyawan, kontrak kerja sama, dan masih banyak lagi.

Sebagai pemilik usaha, tentu Anda tidak ingin seluruh data tersebut hilang, bukan? Maka dari itu, perancangan strategi DRP sangat penting untuk mengurangi risiko kehilangan aset penting bisnis. 

3. Menjaga kepercayaan pelanggan

Selain bagi perusahaan, DRP juga berdampak pada tingkat kepercayaan pelanggan. Ketika pelanggan mengetahui bahwa bisnis mengalami bencana, hal utama yang dikhawatirkan adalah data pribadi dan layanan dari perusahaan tersebut. 

Jika Anda tidak memiliki langkah pencegahan yang tepat, kemungkinan pelanggan untuk beralih ke layanan yang lebih unggul semakin tinggi. Apabila tidak ingin hal ini terjadi, Anda bisa mulai menggunakan strategi DRP, seperti penggunaan data center, cloud service, dan lain sebagainya. 

Contoh Disaster Recovery Plan pada Perusahaan

Untuk memahami lebih dalam mengenai pembuatan Disaster Recovery Plan, berikut ada contoh DRP dari perusahaan IBM yang bisa Anda ikuti: 

1. Tujuan utama dari rencana pemulihan bencana

Hal pertama yang harus dipersiapkan adalah apa tujuan perusahaan membuat strategi ini. Tujuan tersebut bisa berupa untuk meminimalisasi gangguan operasional sistem, pemulihan sistem secara cepat dan efisien, dan lain sebagainya disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. 

2. Profil aplikasi dan anggota perusahaan 

Pada bagian ini, Anda bisa mencantumkan struktur organisasi perusahaan Anda untuk mengkategorikan kembali data-data karyawan Anda.

Selain itu, Anda juga dapat memasukkan profil aplikasi perusahaan seperti jumlah aset, manufaktur, dan lain sebagainya. 

4. Profil inventaris

Setelah profil perusahaan dan aplikasi selesai, Anda bisa membuat daftar inventaris yang ada di perusahaan. Hal ini bertujuan untuk mendata barang-barang apa saja yang terkena dampak bencana dan yang tidak. 

Dengan begitu, Anda bisa membuat estimasi pengeluaran untuk investasi yang perlu diperbaiki atau dibeli kembali. 

5. Cadangan layanan informasi

Pada tahap ini, Anda bisa memasukkan layanan informasi atau customer service cadangan yang dapat dihubungi oleh pelanggan. Kemungkinan layanan utama mengalami kendala setelah bencana perlu diatasi dengan adanya nomor atau kontak cadangan. 

6. Prosedur pemulihan bencana

Setelah terdampak bencana, tentu Anda ingin segera memulihkan keadaan seperti semula. Maka dari itu, Anda dapat menentukan prosedur pemulihan yang tepat tergantung jenis bencana yang dialami. 

Ada tiga prosedur yang bisa Anda terapkan, yaitu prosedur tanggap darurat bencana, operasi sistem cadangan, dan prosedur tindak pemulihan terdampak bencana. 

7. Pemulihan untuk mobile sites

Situs perusahaan yang terintegrasi dengan perangkat seluler juga perlu diperhatikan pemulihannya. Jangan hanya fokus pada situs utama perusahaan, tetapi juga pastikan jaringan bisnis tetap dapat diakses dari berbagai perangkat. 

8. Rencana pemulihan untuk hot sites

Ketika situs atau aplikasi perusahaan terkendala akibat bencana, Anda perlu membuat situs cadangan agar pelanggan tetap bisa mengaksesnya. 

9. Memulihkan seluruh sistem

Untuk memulihkan seluruh sistem jaringan perusahaan, ada beberapa prosedur yang bisa digunakan seperti memastikan media penyimpanan sudah aman dan terintegrasi sebelumnya. 

Cari informasi yang berkaitan dengan sistem seperti file PDF, riwayat transaksi, dan lain sebagainya di penyimpanan yang sudah digunakan. Apabila Anda sudah menemukan data yang diperlukan, Anda bisa segera melakukan proses restore data

10. Proses pembangunan kembali

Pembangunan kembali sistem bisnis memerlukan waktu yang tidak sebentar terutama jika kerusakan yang terjadi terbilang cukup serius.

Maka dari itu, tim manajemen perusahaan perlu melakukan penilaian dan evaluasi dari kerusakan yang terjadi dan memulai pembangunan kembali data center perusahaan. 

11. Menguji rencana pemulihan bencana

Strategi yang sudah disusun sedemikian rupa perlu dilakukan uji coba untuk melihat keefektivitasannya. Dari uji coba ini, Anda bisa melihat dan mengevaluasi strategi yang sudah dibuat jika dirasa kurang optimal dalam penanganan bencana. 

Kini Anda sudah mengetahui tentang apa itu Disaster Recovery Plan serta langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk membuat strategi tersebut. Salah satu strategi yang juga bisa bantu tingkatkan upaya DRP adalah menggunakan layanan data center. Kini sudah banyak penyedia layanan data center seperti Link Net yang memfasilitasi penyimpanan data secara virtual. Dengan begitu, risiko akibat bencana yang dialami perusahaan bisa diminimalisasi dengan adanya pencadangan data yang bisa diakses dari mana saja.

Penulis: Lusita Amelia.

Artikel Terkait
Artikel Lainnya
Lihat Semua Artikel Lainnya  
  Tautan Berhasil di Copy