Tidak sedikit pelaku bisnis mikro yang beranggapan bahwa karena skala usahanya mikro, mereka cenderung aman dari incaran pelaku kejahatan digital. Namun di sisi lain, para hacker justru melihat ini sebagai peluang.
Dari sudut pandang mereka, sistem keamanan pada bisnis mikro kerap kali belum dibangun secara menyeluruh dan inilah yang menjadi celah. Bukan karena bisnis mikro tidak peduli, tetapi karena persepsi lawan yang menyangka sistemnya lebih mudah ditembus.
Menurut laporan Accenture's Cybercrime Study, hampir 43% serangan siber global menyasar bisnis berskala mikro dan kecil. Angka ini bukan hanya statistik tetapi ini mencerminkan pola pergeseran target serangan dari perusahaan besar ke bisnis yang dianggap lebih longgar dalam hal keamanan digital.
Dalam banyak kasus, hacker menyusun serangan secara otomatis, menyasar sistem-sistem yang mereka anggap tidak memiliki pertahanan berlapis. Mereka tidak melihat siapa pemiliknya, tetapi mencari sistem yang memberi akses termudah.
Serangan siber tidak selalu terjadi dalam bentuk dramatis. Bisa jadi dimulai dari email yang tampaknya rutin, namun berisi tautan berbahaya atau dari file yang diunduh tanpa sadar membawa malware. Dalam dunia digital, serangan semacam ini bisa terjadi kapan saja.
Bagi bisnis mikro, dampaknya bisa lebih signifikan seperti, gangguan operasional harian, potensi kehilangan data pelanggan dan keuangan, reputasi yang terdampak, dan biaya pemulihan yang tidak sedikit. Yang sering luput disadari adalah bahwa pemulihan dari serangan siber bisa jauh lebih mahal dibanding pencegahannya.
Berikut langkah-langkah dasar yang dapat dilakukan untuk memberi dampak perlindungan yang kuat:
Amati titik-titik rawan di jaringan dan perangkat yang digunakan sehari-hari. Pembaruan perangkat lunak dan keamanan sangat penting agar tidak ada celah yang bisa dimanfaatkan.
Data bisnis baik berupa transaksi, informasi pelanggan, maupun dokumen penting sebaiknya disimpan di tempat terpisah, dan mudah dipulihkan jika diperlukan.
Pastikan seluruh tim mengetahui praktik digital yang aman, seperti mengenali email mencurigakan, menggunakan kata sandi kuat, serta tidak sembarangan mengunduh file dari sumber tak dikenal.
Saat ini tersedia banyak solusi IT yang bisa disesuaikan dengan kapasitas bisnis mikro, mulai dari antivirus, firewall, hingga monitoring sederhana yang tetap efektif.
Banyak hacker melihat bisnis mikro sebagai celah karena mengira sistem keamanannya belum cukup kuat. Tapi Anda bisa membuktikan sebaliknya bahwa bisnis mikro juga bisa memiliki pertahanan digital yang andal dan terstruktur.
Perlindungan tidak harus mahal atau rumit. Terpenting adalah kesadaran untuk melindungi data bisnis memulai dari sekarang.