Sudah Backup Data Bisnis Anda? Jangan Skip 5 Hal Penting Ini!

General Business
General Business
Jul 22, 2025
Di Posting Pada 22 Jul 2025

Data adalah bagian yang tidak bisa dilepaskan dari operasional bisnis. Di dalamnya ada informasi pelanggan, transaksi, strategi, bahkan keputusan-keputusan penting yang menentukan arah perusahaan ke depan. Tapi, seberapa siap Anda kalau tiba-tiba data tersebut hilang?

Beberapa perusahaan merasa cukup hanya dengan menyimpan file di hard drive tambahan, atau membuat backup manual seminggu sekali. Padahal, backup tidak hanya menyimpan salinan, tapi juga bagaimana data bisa benar-benar dilindungi dan dipulihkan saat situasi tidak terduga terjadi.

Kalau Anda ingin memastikan backup data yang Anda punya memang bisa diandalkan, ada lima hal penting yang perlu diperhatikan.

1. Backup Data Otomatis

Seringkali backup masih dilakukan manual, disalin ke hard drive, dipindahkan ke server tertentu, atau sekadar drag & drop ke folder cloud. Cara seperti ini masih sangat rentan. Entah karena lupa, terganggu pekerjaan lain, atau bahkan tidak disadari ternyata prosesnya gagal.

Dengan backup otomatis, data akan disalin secara berkala tanpa perlu diingat-ingat. Anda bisa menentukan jadwal, lokasi penyimpanan, bahkan jenis data yang ingin diamankan. Proses ini bukan hanya membuat kerja jadi lebih efisien, tapi juga memberi ketenangan karena semuanya sudah terjadwal dan berjalan sistematis.

2. Backup Diuji Secara Berkala

Banyak perusahaan menyadari bahwa backup mereka gagal justru saat sedang benar-benar dibutuhkan. Ini terjadi karena selama ini backup hanya dilakukan tanpa pernah dicek atau diuji proses pemulihannya.

Idealnya, backup diuji secara berkala untuk memastikan dua hal, yakni pertama, data bisa dipulihkan dengan utuh dan sesuai struktur aslinya. Kedua, proses recovery bisa berjalan dalam waktu yang bisa diterima oleh bisnis.

Uji coba ini tidak harus dilakukan setiap minggu, tapi cukup rutin untuk memberi gambaran nyata apakah sistem cadangan Anda bisa diandalkan dalam situasi krisis.

3. Simpan Backup di Lokasi yang Berbeda

Pernah dengar kasus data utama dan backup hilang bersamaan? Ini bisa terjadi jika lokasi penyimpanan keduanya terlalu dekat, baik secara fisik maupun sistem.

Misalnya, jika Anda menyimpan backup di server yang sama dengan data operasional, dan server tersebut terkena serangan ransomware, maka backup ikut terenkripsi. Atau, jika ada gangguan di pusat data (seperti kebakaran, banjir, atau pemadaman listrik besar), backup pun ikut terdampak.

Solusinya? Terapkan prinsip 3-2-1 Backup:

  • Simpan 3 salinan data
     
  • Gunakan 2 media yang berbeda
     
  • 1 salinan disimpan di lokasi terpisah (off-site atau cloud)

Dengan pendekatan ini, risiko kehilangan total bisa ditekan secara signifikan.

4. Pastikan Data Bisa Dipulihkan dengan Cepat

Backup yang bisa dipulihkan dengan cepat sama pentingnya dengan backup itu sendiri. Karena dalam kondisi darurat, waktu pemulihan adalah segalanya.

Bayangkan sistem internal perusahaan Anda berhenti beroperasi selama satu atau dua hari karena proses recovery data terlalu lama. Selain gangguan pada operasional, reputasi perusahaan juga bisa terdampak, terutama kalau menyangkut layanan pelanggan atau sektor yang sangat sensitif terhadap waktu.

Kecepatan pemulihan ini bisa dipengaruhi banyak hal, seperti kapasitas sistem backup, besarnya data, infrastruktur IT yang mendukung, dan kesiapan tim IT dalam mengeksekusi pemulihan.

Idealnya, perusahaan sudah punya prosedur yang jelas terkait skenario pemulihan, bukan hanya teknis, tapi juga siapa yang bertanggung jawab dan bagaimana mengomunikasikan kepada tim lain.

5. Backup Sesuai Standar dan Kebutuhan Industri

Terakhir, tidak kalah penting, backup data yang Anda miliki harus sesuai dengan regulasi dan kebutuhan spesifik dari industri Anda.

Misalnya, perusahaan di sektor keuangan atau kesehatan punya kewajiban menjaga kerahasiaan dan integritas data lebih ketat. Bahkan ada regulasi yang mewajibkan durasi penyimpanan minimal atau metode enkripsi tertentu.

Compliance bukan hanya soal kepatuhan terhadap aturan, tapi juga bagian dari menjaga kepercayaan pelanggan dan mitra bisnis. Backup yang tidak sesuai standar bisa membuat perusahaan menghadapi konsekuensi hukum atau kehilangan kredibilitas.

Kesimpulan: Backup Itu Investasi Jangka Panjang

Backup bukan hanya urusan teknis, melainkan bagian dari upaya menjaga kesinambungan bisnis. Proses ini perlu berjalan rutin, dievaluasi secara berkala, dan disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan. Selama lima aspek penting seperti otomatisasi, pengujian, lokasi penyimpanan, kecepatan pemulihan, dan kepatuhan regulasi dijalankan dengan baik, sistem backup akan menjadi perlindungan yang dapat diandalkan.

Melihat backup sebagai bentuk investasi membantu perusahaan membangun fondasi yang lebih kuat untuk menghadapi risiko. Bukan hanya untuk menjaga data, tapi juga memastikan operasional tetap berjalan, reputasi tetap terjaga, dan bisnis tetap mampu beradaptasi dalam situasi yang penuh ketidakpastian.

 

Artikel Terkait
Artikel Lainnya
Lihat Semua Artikel Lainnya  
  Tautan Berhasil di Copy