Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, hampir semua aktivitas bisnis kini bergantung pada data. Mulai dari informasi pelanggan, transaksi harian, dokumen penting perusahaan, hingga strategi jangka panjang, semuanya tersimpan secara digital. Tapi, pernahkah Anda membayangkan apa yang terjadi jika data itu tiba-tiba hilang?
Menurut laporan dari IBM Cost of a Data Breach Report 2023, rata-rata kerugian akibat kebocoran data mencapai USD 4,45 juta (sekitar Rp70 miliar). Angka ini bukan hanya mencakup kerugian finansial, tapi juga waktu, reputasi, dan kepercayaan pelanggan yang hilang.
Itulah mengapa backup data tidak bisa dianggap sepele. Ia bukan hanya sekadar "cadangan," tapi bentuk perlindungan dan kesiapan menghadapi risiko yang bisa datang kapan saja.
Beberapa faktor seperti kesalahan manusia, gangguan perangkat, atau bahkan serangan ransomware, kehilangan data adalah risiko nyata. Laporan dari World Backup Day 2024 menyebutkan bahwa 29% perusahaan mengalami insiden kehilangan data karena kesalahan manusia, dan 30% lainnya karena serangan malware. Tanpa backup, data yang hilang bisa jadi tidak bisa dikembalikan.
Bayangkan jika sistem keuangan Anda lumpuh sehari penuh. Atau database pelanggan rusak ketika Anda sedang menjalankan kampanye besar. Backup data berfungsi sebagai safety net, memastikan operasional tetap bisa berjalan tanpa harus membangun semuanya dari nol.
Downtime karena kehilangan data bisa berdampak besar. Menurut Gartner, rata-rata biaya downtime perusahaan bisa mencapai USD 5.600 per menit (sekitar Rp89 juta). Dengan backup yang baik, waktu pemulihan jadi lebih cepat dan bisnis bisa kembali berjalan normal.
Serangan ransomware di Indonesia semakin meningkat. Berdasarkan data BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara), selama tahun 2023 tercatat lebih dari 714 juta anomali trafik terkait serangan siber. Backup yang tersimpan di lokasi berbeda bisa menyelamatkan data penting tanpa harus tunduk pada permintaan tebusan pelaku.
Banyak sektor industri, seperti keuangan, kesehatan, dan pendidikan mewajibkan perlindungan data sebagai bagian dari kepatuhan terhadap regulasi. Backup yang rapi dan aman juga menunjukkan komitmen perusahaan dalam menjaga privasi serta kepercayaan pelanggan.
Perusahaan tidak perlu langsung menerapkan sistem backup yang rumit. Hal utama adalah konsistensi dan strategi yang tepat. Lakukan backup secara rutin, baik harian maupun mingguan. Terapkan prinsip 3-2-1: tiga salinan data, dua media penyimpanan berbeda, dan satu di lokasi terpisah. Gunakan cloud backup yang aman dan terenkripsi, serta lakukan uji coba pemulihan data secara berkala untuk memastikan semuanya berjalan sesuai rencana.